Beranda | Artikel
Doa Memohon Petunjuk, Doa Untuk Sesama Mukminin
Minggu, 29 April 2018

DOA MEMOHON PETUNJUK DAN TAKWA[1]

اللَّهُمَّ إنِّي أَسألُكَ الهُدَى ، وَالتُّقَى ، وَالعَفَافَ ، وَالغِنَى

Ya Allâh; sungguh aku meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, ‘iffah (terjaga dari hal-hal yang buruk) dan kecukupan (merasa cukup dan tidak mengharap apa yang ada pada manusia). [HR. Muslim]

Doa ini mencakup 4 permohonan agung; yaitu: memohon petunjuk, takwa, terjaga dari hal buruk (‘iffah) dan kecukupan. Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah dalam Kitabnya Bahjat Qulûb al-Abrâr berkata mengomentari hadits tersebut: “Ini adalah di antara doa yang paling komprehensif dan paling bermanfaat. Tercakup dalam doa ini permohonan kebaikan agama dan juga dunia. Karena al-hudâ (petunjuk) adalah ilmu yang bermanfaat.

Sedangkan at-tuqâ adalah amal shalih dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan hal itu, (pengamalan) agama pun menjadi baik. Sebab agama adalah (memuat) ilmu yang bermanfaat dan pengetahuan yang benar; dan itulah al-hudâ. Sedangkan menunaikan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, itulah at-tuqâ.

Adapun al-‘afâf (‘iffah ; menjaga diri dari hal yang buruk) dan al-ghinâ (kecukupan, kekayaan) terkandung di dalamnya menjaga diri sehingga tidak bergantung pada sesama makhluk dan tidak menautkan hati pada mereka. Juga merasa cukup dengan Allâh Azza wa Jalla dan rezeki-Nya, serta merasa qana’ah (menerima) apa yang ada, dan mendapatkan kecukupan yang membuat hati menjadi tenang. Dengan demikian terwujudlah kebahagiaan hidup di dunia dan ketenangan hati ; dan inilah kehidupan yang nyaman (hayat thayyibah). Maka barangsiapa yang diberi anugerah petunjuk, takwa, diri yang terjaga dan kecukupan, maka ia telah menggenggam kebahagiaan dunia dan akhirat. Tercapailah untuknya semua yang didambakan, dan selamat dari setiap hal yang ditakutkan.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XXI/1439H/2017M]
_______
Footnote
[1] Diambil dari Syarh Thâ’ifah Min al-Ad’iyah Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullâh.

DOA UNTUK SESAMA MUKMININ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. [Al-Hasyr/ 59: 10]

Mendoakan ampunan, rahmat dan kebaikan untuk sesama Muslimin merupakan hal yang sangat penting; bahkan sebagian Ulama mengkategorikannya di antara adab dalam berdoa. Bila seorang Mukmin berlaku demikian terhadap saudaranya, maka Allâh pun akan menjadikan saudaranya turut mendoakannya. Dan seorang Muslim mendapatkan manfaat dengan doa saudaranya yang muslim, baik ia masih hidup maupun telah meninggal.

Syaikh Ibnu Sa’di rahimahullah berkata, “Ini adalah doa yang menyeluruh untuk semua kaum Mukminin, baik mereka yang terlebih dahulu masuk Islam dari kalangan Sahabat, juga kaum Mukmin sebelum mereka, dan masuk pula orang-orang Mukmin setelah mereka. Ini adalah di antara keutamaan iman. Yaitu bahwa kaum Mukminin saling memberikan manfaat satu sama lain. Mereka satu sama lain saling mendoakan. Ini dikarenakan iman telah menyatukan mereka. Iman yang mempunyai konsekuensi adanya ikatan persaudaraan di antara kaum Mukminin. Dan di antara cakupan ikatan ini adalah saling mendoakan antara kaum Mukminin, seorang Mukmin mendoakan untuk saudara Mukmin lainnya; agar saling mencintai antara sebagian mereka dengan lainnya. Karena itulah, dalam doa ini Allâh menafikan sifat dengki yang bersarang di hati; baik dengki dalam porsi sedikit apalagi banyak. Dan bila sifat dengki ini telah ditiadakan, ini berarti bahwa sifat kebalikannya pun telah tertanam kuat; yaitu sifat saling mencintai di antara sesama kaum Mukminin.”

Faidah

  1. Urgensi doa yang penuh berkah ini.
  2. Di antara hak Mukmin atas Mukmin lainnya adalah saling mendoakan antar sesama.
  3. Pentingnya memohon ampunan kepada Allâh.
  4. Seyogyanya agar Mukmin tidak melupakan keutamaan kaum Mukmin yang mendahuluinya dengan keimanannya, sehingga iapun menyebutnya dengan baik dan mendoakannya. Terlebih lagi dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  5. Doa ini memuat dua bentuk tawassul kepada Allâh:
    1. Tawassul kepada-Nya dengan Rububiyyah-Nya; yaitu dengan seruan Rabbanâ (wahai Rabb kami); dan tawassul dengan dua nama-Nya: Ar-Ra’ûf (Maha Penyantun) dan Ar-Rahîm (Maha Penyayang).
    2. Tawassul kepada-Nya dengan nikmat iman yang diberikan kepada mereka dan juga orang yang telah mendahului mereka.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XX/1438H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/8967-doa-memohon-petunjuk-doa-untuk-sesama-mukminin.html